Kaktus termasuk ke dalam golongan tanaman
sukulen karena mampu menyimpan persediaan air di batangnya.
[5] Batang tanaman ini mampu menampung volume air yang besar dan memiliki bentuk yang bervariasi.
[5] Untuk dapat bertahan di daerah gurun yang gersang, kaktus memiliki metabolisme tertentu.
[5] Tumbuhan ini membuka stomatanya di malam hari ketika cuaca lebih dingin dibandingkan siang hari yang terik.
[5] Pada malam hari, kaktus juga mengambil CO
2 dari lingkungan dan menyimpannya di
vakuola untuk digunakan ketika
fotosintesis berlangsung (terutama pada siang hari).
[5] Banyak spesies dari kaktus yang memiliki duri yang panjang serta tajam.
[5] Duri tersebut merupakan modifikasi dari daun dan dimanfaatkan sebagai proteksi terhadap
herbivora.
[5] Bunga kaktus yang berfungsi dalam
reproduksi tumbuh dari bagian ketiak atau
areola dan melekat pada tumbuhan serta tidak memiliki tangkai bunga
[5].
Kaktus dengan duri yang panjang serta tajam.
[sunting] Hama dan penyakit
Penyakit yang umumnya menyerang kaktus disebabkan oleh bakteri dan cendawan.
[6]
Infeksi akibat bakteri dan cendawan dapat menyebar dengan cepat
sehingga perlu dilakukan pembuangan bagian yang terinfeksi kemudian
dilakukan pencangkokan.
[6] Hama yang sering menyerang kaktus adalah
tungau (
Tetranychus urticae) dan
kutu yang menghisap cairan kaktus.
[6] Kerusakan bagian tertentu dari kaktus juga dapat disebabkan terbakarnya jaringan akibat sinar
matahari.
[6]
Apabila kaktus yang biasa diletakkan di tempat teduh secara tiba-tiba
dipindahkan ke lokasi yang terkena sinar matahari secara langsung maka
akan timbul perubahan warna menjadi putih atau coklat pada bagian yang
terekspos oleh sinar matahari.
[6]
[sunting] Kegunaan kaktus bagi manusia
Berbagai jenis kaktus telah lama dimanfaatkan manusia sebagai sumber pangan, salah satunya adalah
Opuntia[7]. Spesies ini banyak dikultivasi untuk diambil buah dan batang mudanya.
[7] Buah
Opuntia banyak diolah menjadi selai yang disebut
queso de tuna[7] Sementara itu, batang muda
Opuntia yang dikenal sebagai
nopalitos akan dikuliti dan digoreng, dikukus, atau diolah menjadi acar dalam cuka asam-manis. Sekarang ini,
Opuntia juga masih dimanfaatkan sebagai
pakan ternak,
kosmetik, dan obat-obatan.
[8] Dulunya, spesies kaktus
Carnegiea gigantean dimanfaatkan sebagai bahan dasar
tepung untuk pembuatan roti.
[5] Namun tepung ini sudah tidak lagi dimanfaatkan karena masyarakat lebih menyukai tepung dari jagung.
[5] Bagian akar dari
Echinocactus platycanthus juga diolah dalam cairan
gula untuk dijadikan
permen.
[5] Bagian akar berkayu ataupun pembuluh
vaskular yang mengandung
lignin dari kaktus juga dimanfaatkan sebagai bahan bangunan dan bahan bakar.
[5]
[sunting] Konservasi kaktus
Dewasa ini, berbagai spesies kaktus terancam punah karena adanya
perusakan habitat alaminya dan eksplorasi berlebihan yang dilakukan
manusia.
[9] Dulunya, kaktus diimpor dalam jumlah besar ke
Amerika Serikat,
Eropa,
Australia, dan
Jepang karena termasuk komoditi yang menguntungkan.
[9] Namun, perdagangan kaktus tersebut mulai dihentikan sebelum Perang Dunia II.
[9] Saat ini, kaktus termasuk di dalam daftar Apendiks I dan II Convention on Internasional Trade in Endangered Species (
CITES) yang memberikan proteksi kepada tanaman ini.
[9] CITES juga menggalakkan usaha propagasi buatan untuk melestarikan kaktus.
[9] Tanaman hasil
propagasi atau perbanyakan buatan merupakan tanaman yang berasal dari
biji,
propagula, maupun
stek yang ditanam pada lingkungan terkontrol.
[9] Beberapa negara juga melarang dengan keras perdagangan kaktus, terutama ke luar negeri.
[9] Beberapa usaha
konservasi kaktus pun telah dilakukan, di antaranya adalah pelestarian
ex situ di dalam tanaman botani.
[9]Hal.128-138
Tidak ada komentar:
Posting Komentar